Biji seswi
Dalam Matius 17:20, Yesus berkata:
"Imanmu kecil sekali! Sesungguhnya Aku berkata kepadamu: sekiranya kamu mempunyai iman sebesar biji sesawi saja, kamu dapat berkata kepada gunung ini: Pindahlah dari tempat ini ke sana, maka gunung ini akan pindah; dan takkan ada yang mustahil bagimu."
Apa yang dimaksud "biji sesawi"?
-
Biji sesawi adalah biji yang sangat kecil
- Pada zaman Yesus, biji sesawi dikenal sebagai biji yang paling kecil yang biasa ditanam di Palestina. Namun, meski sangat kecil, biji ini bisa tumbuh menjadi pohon yang cukup besar, bahkan burung pun bisa bertengger di cabangnya (Matius 13:31–32).
- Jadi, Yesus menggunakan biji sesawi sebagai perumpamaan tentang sesuatu yang sangat kecil tetapi penuh potensi untuk bertumbuh besar.
-
Makna rohaninya
- Yesus tidak menuntut kita memiliki iman yang besar secara langsung. Ia hanya meminta iman yang tulus dan hidup, meski sekecil biji sesawi.
- Yang penting bukanlah ukuran iman, melainkan kepada siapa iman itu ditujukan. Jika iman kita tertuju pada Allah yang Mahakuasa, hal-hal yang tampaknya mustahil dapat terjadi.
- Dengan kata lain, iman yang kecil tapi sejati kepada Tuhan lebih berkuasa daripada iman yang besar tetapi palsu atau salah tempat.
-
Aplikasi bagi kita
- Jangan meremehkan iman kita yang tampaknya kecil. Jika diserahkan kepada Tuhan, iman itu bisa bertumbuh dan menghasilkan hal-hal besar.
- Kita dipanggil untuk memelihara iman kecil itu supaya bertumbuh, seperti biji sesawi yang menjadi pohon besar.
- Percayalah, bukan karena besarnya iman kita, melainkan karena besarnya Allah yang kita imani.
✦ Jadi, biji sesawi dalam Matius 17 melambangkan iman yang kecil namun murni, yang bila diarahkan pada Allah mampu menghasilkan kuasa besar dan melakukan hal-hal yang mustahil.
–--–--––---------------+++++++++-------------
Iman Harus Juga Dinyatakan dalam Perkataan”
---
📖 Ayat Firman Tuhan
> "Sesungguhnya Aku berkata kepadamu: Sekiranya kamu mempunyai iman sebesar biji sesawi saja, kamu dapat berkata kepada gunung ini: Pindahlah dari tempat ini ke sana, maka gunung ini akan pindah; dan takkan ada yang mustahil bagimu."
(Matius 17:20)
---
✨ Renungan
Iman bukan hanya sesuatu yang kita simpan dalam hati, tetapi juga harus dinyatakan melalui perkataan kita. Yesus berkata bahwa dengan iman sebesar biji sesawi saja, kita dapat berkata kepada gunung, dan gunung itu akan berpindah. Artinya, iman yang hidup selalu keluar dalam bentuk perkataan yang penuh keyakinan kepada Tuhan.
Perkataan orang beriman berbeda dengan perkataan orang yang tidak percaya. Orang yang beriman tidak mudah berkata negatif, tidak cepat menyerah, dan tidak asal mengeluh. Sebaliknya, ia mengucapkan perkataan yang sesuai dengan janji Tuhan, meski keadaan di sekitarnya tampak bertentangan.
Iman percaya di dalam hati.
Iman mengaku lewat mulut.
Iman bertindak dalam perbuatan.
Perkataan yang lahir dari iman akan membawa kuasa, karena kita sedang mengucapkan apa yang kita yakini dalam Tuhan. Seperti biji sesawi yang kecil tapi penuh potensi, perkataan iman mungkin tampak sederhana, tetapi ketika ditopang oleh kuasa Allah, hasilnya bisa besar dan luar biasa.
---
🙌 Aplikasi dalam Kehidupan
1. Latih mulut kita berkata sesuai Firman Tuhan – bukan berdasarkan ketakutan atau keadaan, melainkan janji Allah.
2. Ucapkan iman kita dalam doa – jangan hanya berharap dalam hati, tapi nyatakan dengan kata-kata.
3. Hindari perkataan negatif – sebab kata-kata bisa melemahkan iman atau justru memperkuatnya.
4. Percaya dan ucapkan dengan konsisten – meski hasilnya belum tampak segera, iman yang diucapkan akan bekerja sesuai dengan waktu Tuhan.
---
🙏 Doa
"Tuhan Yesus, ajar aku untuk tidak hanya menyimpan iman dalam hatiku, tetapi juga berani mengakuinya lewat perkataanku. Tolong aku agar setiap ucapanku selaras dengan firman-Mu, sehingga lewat mulutku keluar perkataan iman yang membangun, menguatkan, dan membawa mujizat. Amin."
--------------++++++++++
Baik, saya buatkan renungan dengan tema tersebut.
📖 Ayat Firman Tuhan
"Sekiranya kamu mempunyai iman sebesar biji sesawi saja, kamu dapat berkata kepada gunung ini: Pindahlah dari tempat ini ke sana, maka gunung ini akan pindah; dan takkan ada yang mustahil bagimu."
(Matius 17:20)
✨ Renungan
Iman yang sejati tidak selalu dimulai dari sesuatu yang besar. Yesus mengajarkan bahwa iman yang sangat kecil sekalipun, jika sungguh-sungguh dipercayai dan diucapkan dengan keyakinan, dapat menghasilkan tindakan nyata dan mujizat dari Tuhan.
Banyak orang merasa imannya lemah dan kecil, sehingga ragu apakah Tuhan sanggup menolong. Tetapi Yesus tidak berkata bahwa kita harus memiliki iman sebesar gunung, melainkan cukup seperti biji sesawi – yang sangat kecil – asal hidup dan dipakai dengan benar.
Iman bukan hanya disimpan dalam hati, tetapi juga dinyatakan dalam perkataan dan tindakan. Ketika kita percaya pada janji Tuhan lalu mengucapkannya dengan penuh keyakinan, sesungguhnya kita sedang melepaskan kuasa Allah bekerja. Dari perkataan lahir keberanian untuk bertindak, dan dari tindakan lahirlah mujizat.
- Abraham berani percaya dan berkata bahwa ia akan menjadi bapa banyak bangsa, meski ia belum memiliki anak (Roma 4:18–21).
- Daud berani berkata kepada Goliat bahwa Tuhan akan menyerahkannya ke dalam tangan orang Israel, meski secara manusia ia hanya seorang gembala muda (1 Samuel 17:45–47).
Mereka mengucapkan iman mereka, lalu bertindak, dan Tuhan menyatakan mujizat-Nya.
🙌 Aplikasi dalam Kehidupan
- Jangan meremehkan iman yang kecil – serahkan kepada Tuhan, maka Ia sanggup melipatgandakannya.
- Belajarlah mengucapkan perkataan iman, bukan perkataan ketakutan atau keraguan.
- Sertakan tindakan nyata setelah mengucapkan iman. Ucapan iman tanpa langkah nyata hanyalah omong kosong.
- Percaya bahwa mujizat adalah bagian dari orang yang berani mempercayai janji Tuhan dan mengakuinya.
🙏 Doa
“Tuhan Yesus, terima kasih Engkau mengingatkan aku bahwa iman sekecil apa pun tetap berharga di hadapan-Mu. Ajar aku untuk tidak hanya menyimpannya dalam hati, tetapi berani mengucapkannya dan melangkah dengan iman. Pakailah imanku, meski kecil, untuk mendatangkan mujizat dan menyatakan kuasa-Mu dalam hidupku. Amin.”
---
Komentar
Posting Komentar