Kesulitan membawa kita kepada Tuhan
🌿 Sebuah Kesulitan Seharusnya Membawa Kita kepada Tuhan, Bukan Malah Bersungut-sungut atau Marah
📖 Keluaran 15:22–25
“Kemudian Musa menyuruh orang Israel berangkat dari Laut Teberau, lalu mereka pergi ke padang gurun Syur; tiga hari lamanya mereka berjalan di padang gurun itu dan tidak mendapat air. Sampailah mereka ke Mara, tetapi mereka tidak dapat meminum air yang di Mara itu, karena pahit rasanya... Lalu bersungut-sungutlah bangsa itu kepada Musa... Musa berseru-seru kepada TUHAN, dan TUHAN menunjukkan kepadanya sepotong kayu; Musa melemparkannya ke dalam air itu, maka air itu menjadi manis.”
🕊️ Renungan
Perjalanan umat Israel menuju Tanah Perjanjian bukanlah jalan yang mulus. Setelah mengalami mujizat besar — laut terbelah dan mereka diselamatkan dari kejaran tentara Mesir — mereka segera menghadapi kesulitan baru: kehausan di padang gurun. Ketika akhirnya mereka menemukan air di Mara, ternyata air itu pahit dan tidak bisa diminum.
Bukannya berseru kepada Tuhan, mereka bersungut-sungut kepada Musa. Mereka melupakan begitu cepat pertolongan Tuhan yang baru saja mereka alami. Reaksi mereka menunjukkan bahwa kesulitan sering kali mengungkapkan isi hati manusia — apakah hati itu penuh iman, ataukah mudah goyah oleh keadaan.
Namun, Musa menanggapi situasi dengan cara yang berbeda. Ia tidak ikut bersungut-sungut, tetapi berseru kepada Tuhan. Dan Tuhan menjawab. Ia menunjukkan sepotong kayu yang ketika dilempar ke dalam air, membuat air itu menjadi manis dan dapat diminum.
Peristiwa ini mengajarkan kita bahwa Tuhan ingin kesulitan membawa kita lebih dekat kepada-Nya, bukan menjauh. Pahitnya air di Mara menggambarkan pahitnya hidup yang hanya dapat menjadi manis bila dibawa ke hadapan Tuhan. Kayu yang membuat air manis itu melambangkan salib Kristus — hanya melalui salib, kepahitan hidup manusia dapat berubah menjadi sukacita dan pengharapan.
💬 Refleksi Pribadi
- Ketika menghadapi kesulitan, apakah saya lebih sering bersungut-sungut atau berseru kepada Tuhan?
- Apakah saya percaya bahwa Tuhan tetap bekerja bahkan di tengah keadaan yang pahit?
- Sudahkah saya belajar melihat setiap kesulitan sebagai kesempatan untuk mengenal Tuhan lebih dalam?
✝️ Aplikasi dalam Kehidupan
- Jangan biarkan masalah membuatmu jauh dari Tuhan. Sebaliknya, jadikan itu kesempatan untuk berdoa dan berserah.
- Ingat pertolongan Tuhan yang dulu. Dia yang menolong di masa lalu, pasti juga sanggup menolong hari ini.
- Percaya bahwa setiap kepahitan bisa Tuhan ubah menjadi kebaikan. Tetaplah tenang dan percaya, sebab Tuhan selalu punya cara.
📚 Ayat Pendukung
- Mazmur 50:15 – “Berserulah kepada-Ku pada waktu kesesakan; Aku akan meluputkan engkau, dan engkau akan memuliakan Aku.”
- Filipi 4:6–7 – “Janganlah hendaknya kamu kuatir tentang apa pun juga, tetapi nyatakanlah dalam segala hal keinginanmu kepada Allah dalam doa dan permohonan dengan ucapan syukur.”
- Roma 8:28 – “Kita tahu sekarang, bahwa Allah turut bekerja dalam segala sesuatu untuk mendatangkan kebaikan bagi mereka yang mengasihi Dia.”
🙏 Doa
“Tuhan, ampunilah aku bila sering bersungut-sungut saat menghadapi kesulitan. Ajarlah aku untuk datang kepada-Mu lebih dahulu, seperti Musa yang berseru kepada-Mu. Ubahkan setiap kepahitan hidupku menjadi kemanisan oleh kasih dan kuasa-Mu. Dalam nama Yesus aku berdoa. Amin.
Komentar
Posting Komentar